Besties ♀

Senin, 13 Juni 2011

Sinopsis Novel Siti Nurbaya

Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman.
Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun
sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh
Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar
empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar
toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh
bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu
saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk
Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya.
Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti
Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk
Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti
Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.
Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu,
Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari
surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu.
Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya
sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas
sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu
beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk
mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan
karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti
Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk
Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang
duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya.
Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul
hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak
keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak
yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti
Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman
langsung melayang.

Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng
nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal
bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam
kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke
Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada
seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah
memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye
menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat
telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa
lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti
Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya
bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh
pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para
pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit
antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih.
Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan
Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya.
Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan
ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal
telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk
Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan
itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun,
sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang
dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di
Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini
bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.
Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman.
Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun
sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh
Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar
empat serta pendekar tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar
toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh
bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu
saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk
Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya.
Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti
Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk
Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti
Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih.

Waktu itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu,
Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut dia ketahui dari
surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu.
Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya
sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas
sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu
beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya waktu untuk
mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung pada waktu liburan
karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti
Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk
Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang
duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya.
Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul
hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak
keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak
yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti
Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman
langsung melayang.
Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng
nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal
bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam
kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke
Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada
seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah
memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye
menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat
telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa
lari emasnya atau hartanya.
Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti
Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya
bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh
pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para
pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit
antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih.
Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan
Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya.
Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan
ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal
telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk
Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan
itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun,
sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang
dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di
Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini
bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar